8 Jenis-jenis Alga
Alga terkadang sering disamakan dengan bakteri, protozoa, dan beberapa organisme tumbuhan tingkat rendah. Hal ini sebenarnya haany kemiripan beberapa karakteristiknya saja tanpa menghilangkan identitas sebenarnya. Untuk itu, berikut beberapa karakteristik dasar dari alga yang penting untuk diketahui, yaitu
- Memiliki klorofil (umumnya 4 macam krlorofil)
- Uniseluer atau multiseluler
- Eukariotik atau prokariotik
- Termasuk Thallophyta; tidak memiliki akar batang dan daun sejati
- Memiliki organ thallus pada makroalga dan jenis lain (mikroalga) memiliki flagella
- Termasuk organisme tidak berpembuluh (non-vascular)
- Bersifat fotoautotrof; memproduksi oksigen selama proses fotosintesis
- Rentang habitatnya sangat bervariasi; mulai daerah kutub (es) sampai daerah dengan suhu sampai dengan 700C. Habitat di air tawar, air laut, dan di tempat-tempat yang lembap. (baca juga artikel tumbuhan yang hidup di daerah lembab)
- Hidup dengan baik pada kedalaman laut di mana masih ada sinar matahari yang masuk.
- Beberapa jenis hidup bersama organisme lain (Epifit) atau sebagai organisme yang free floating (plankton).
- Beberapa jenis alga memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan mengkonversi CO2 menjadi karbon organik di laut dan lingkungan air lainnya.
- Cara perkembangbiakan tumbuhan algae dengan aseksual, seksual dan vegetatif tergantung kondisi lingkungan sekitar dan karakter tiap jenis algae.
- Secara seksual dengan isogami, anisogami, dan oogami.
- Secara aseksual dengan zoospore dengan menggunakan fillamen, sedangkan vegetatif secara fragmentasi, lepasnya bagian dari filamen yang tumbuh menjadi organisme baru. (baca juga artikel terkait reproduksi vegetatif dan buatan pada tumbuhan)
Alga
Terdapat banyak pengelompokan tumbuhan alga berdasarkan jenis pigmen, karakteristik organisme, dan divisi. Namun, terdapat beberapa diantaranya yang harus diketahui. Berikut jenis-jenis alga yang harus diketahui, yaitu
1. Bacillariophyta (Diatom)
Diatom (diatome) adalah algae unisel yang memiliki tudung keras yang dinamakan frustule, yang tersusun dari silica dan tertutup oleh lapisan organik. Dinding selnya terdiri dari epiteka dan hipoteka. Reproduksi secara vegetatif dengan membelah diri. Tubuhnya berwarna kuning keemasan. Habitatnya pada air tawar, air laut dan tempat basah atau lembab. Sebagian hidup bebas dan sebagian lagi hidup berkoloni. Bentuk kloroplasnya bervariasi, yaitu seperti cakram, seperti huruf H, periferal, dan pipih.
Perannya sebagai fitoplankton dan produsen primer bagi trofik di atasnya. Pada beberapa literatur, Bacillariophyta (Diatom) ini dimasukkan ke divisi Chrysophyta (golden algae) karena susunan pigmennya yang mirip. Fosilnya banyak digali dan digunakan sebagai bahan bangunan atau bahan penyaring (filter) dan bahan pengikis serta digunakan dalam industri kostruksi termasuk bahan tambahan pada semen dan bahan bahan konstruksi lainnya. Contoh spesiesnya adalah Stephanodiscus alpinus, Stephanodiscus astrea, Stephanodiscus parvus, Stephanodiscus minutulus dan Cymbella cistula serta Cymbella ventricosa.
2. Euglenophyta (Euglena)
Alga jenis ini memiliki struktur antara algae sebenarnya dan protozoa. Penciri khususnya adalah memiliki flagella, dapat bergerak menggunakan flagellanya, uniseluler, biasanya ditemukan di perairan yang bersih khususnya pada daerah yang kaya bahan organik, habitatnya pada perairan air tawar dan tempat yang lembab. Memiliki struktur titik mata (eyespot/stigma) yang merupakan organ primitif yang memungkinkan untuk menentukan tingkat cahaya di lingkungan.
Euglena terbilang unik karena beberapa sifatnya seperti tumbuhan yaitu memiliki kloroplas dan memproduksi energi dari proses fotosintesis. Adapun sifat seperti hewan ditunjukkan pada beberapa jenis yang heterotrof yaitu mampu mengasimilasi substansi organik selama fotosintesis. Bahkan, beberapa jenis Euglena dapat menelan makanan berbentuk partikel melalui lubang lubang di seluruh permukaan tubuhnya.
Contohnya Euglena granulata yang tidak memiliki dinding sel, organel sitoplasma nya mengandung vakuola, inti, kloroplas, mitokondria, paramylon (suatu polimer glukosa). Tidak dapat bereproduksi secara seksual, umumnya secara aseksual dan vegetatif. Umumnya menjadi masalah pada pada aquarium karena mengakibatkan air menjadi keruh berwarna kehijauan dan kental. Contoh lainnya adalah Euglena gracilis dan Euglena viridis.
3. Pyrrhophyta (Dinoflagellata)
Alga ini dikenal juga dengan nama alga api, hal ini karena tubuhnya dapat berpendar karena memiliki kandungan fosfor. Kemampuan untuk berpendar atau menghasilkan cahaya ini dinamakan bioluminescent. Alga ini uniseluler memiliki dua flagella, dan diselubingi oleh lapisan selulosa. Kebanyakan adalah plankton di lautan, beberapa pada perairan yang bersih dan bergantung pada temperatur, salinitas dan kedalaman. Alga bersifat heterotrof (saprofit, simbiotik, parasit, atau hidup bebas). Mengandung klorofil a dan c, β‐carotene, xanthophyll. Berperan menjadi produsen primer dan menjadi bagian penting dalam rantai makanan di laut.
Beberapa spesies hidup bebas dan berinteraksi simbiosis dengan organisme lain di beberapa jenis jenis terumbu karang dan coral. Spesies Gonyaulax catenella amemproduksi toksin saxitoxin yang neurotoksik, yang dikeluarkan saat ride tide (populasi dari Gonyaulax yang membludak 40-60 milyar per liter air laut) yang sering mengkontaminasi hewan laut seperti kerang, cumi‐cumi dan biota laut lain serta meracuni manusia. Contoh organisme lainnya adalah Ornithocercus magnificus.
4. Cyanophyta (Blue Algae)
Alga jenis ini merupakan satu satunya organisme yang prokariotik di mana tidak memiliki dinding sel mirip dengan bakteri sehingga sebutan lainnya adalah Cyanobacteria. Walaupun tidak memiliki dinding sel (prokariotik) alga jenis ini memiliki klorofil yang digunakan dalam proses fotosintesis. Klorofilnya tidak terletak di dalam kloroplas namun tersebar di seluruh sitoplasma.
Sebagian merupakan uniseluler (biasanya merupakan fitoplankton) dan multiseluler (biasanya sebagai Nekton, Bentos atau Perifiton). Habitatnya berada di perairan (terutama perairan tawar) dan tempat-tempat lembab serta pada beberapa jenis ada yang mampu hidup pada perairan dengan suhu sampai 850C (sumber air panas) sehingga alga ini sering dianggap sebagai salah satu vegetasi perintis.
Contoh spesiesnya adalah Chroococcus dan Gloeocapsa yang hidup di air yang tenang dan menjadi epifit, Spirulina maxima yang dijadikan sebagai suplemen makanan bagi manusia, Anabaena azollae yang berinteraksi dengan Azolla pinnata (tanaman paku) yang hasil dari simbiosis ini mampu memfiksasi Nitrogen di udara. Pada beberapa literatur Cyanophyta dikeluarkan dari kelompok alga karena karakteristiknya yang sangat dekat dengan kelompok eubacteria. (baca juga artikel terkait interaksi antar organisme dalam ekosistem)
5. Chrysophyta (Golden Algae)
Alga jenis ini pada umumnya banyak yang hidup di habitat perairan air tawar. Tubuh bersel tunggal (uniseluler) dan sebagian kecil multiseluler, membentuk koloni, dinding sel mengandung silica, memiliki dua flagella yang tidak sama panjangnya, cara hidup ada yang berenang bebas dan ada yang membentuk koloni. Tubuh tersusun dari pigmen klorofil a dan c, serta pigmen tambahan berupa karoten yang menentukan warna kuning hingga keemasan yang turunan dari karoten ini adalah fucoxanthin, beta-carotine dan xanthophylls yang terkumpul di bagian kloroplas.
Hidup sebagian besar di perairan air tawar dan sebagian kecil di laut. Hampir semua dari alga jenis ini berperan dan menjadi komponen penting dalam eksositem laut yaitu sebagai bagian dari jenis jenis plankton yang disebut fitoplanklton. Fitoplankton ini berperan sebagai produsen primer bagi trofik di atasnya. Contohnya alga yang uniseluler atau bersel tunggal adalah Ochromonas danica, Ochromonas malhamensis dan Navicula lanceolata atau biasa di sebut alga kersik (karakternya mirip dengan Bacillariophyta/diatom) serta alga yang multiseluler atau bersel banyak adalah Vaucheria geminata dan Vauceheria litorea.
6. Phaeophyta (Brown Algae)
Bentuknya menyerupai tumbuhan tingkat tinggi. Umumnya berwarna coklat dan memiliki klorofil a dan c, pigmen tambahan xantofil dan fikosantin. Habitat sebagian besar di laut. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan zoospora. Reproduksi seksual dengan oogami, sel telur dihasilkan oleh oogonia, dan sperma dihasilkan oleh anteridia.
Variasi dari bentuk thallusnya beragam, beberapa diantaranya adalah ukuran lebar dan panjang (Padina australis), berbentuk bulatan (Sargassum duplicatum), berbentuk batangan yang lunak atau keras (Dictyota bartayresiana), banyak dijumpai di jenis jenis terumbu karang yang menghadap langsung dengan laut lepas atau samudera. Contohnya Laminaria sp, Sargassum spp, Fucus sp., Turbinaria spp., dan Macrocystis spp. Mayoritas dari jenis alga ini merupakan makroalga sehingga alga jenis ini memegang peran penting dalam ekologi laut di mana berperan sebagai penjaga suhu dingin di laut.
7. Rhodophyta (Red Algae)
Alga merupakan makroalga yang tersebar hampir di seluruh perairan, umumnya berwarna merah dan beberapa turunan warna lainnya. Hal ini terkait dengan pigmen penyusunnya yaitu pigmen klorofil a, klorofil b, karotin, xantofil dan fikobiliprotin yang terdiri dari fikoeretin dan fimosianin. Alga jenis ini memiliki warna yang bervariasi, hal ini terkait fungsi cahaya matahari bagi tumbuhan alga di mana warna alga ditentukan dari intensitas cahaya, ini dinamakan adaptasi karomatik.
Zat penyusun dinding sel mempunyai komposisi berupa kalsium karbonat, selulosa dan produk fotosintetik berupa keraginan, agar, fulcellaran dan porpiran. Secara umum ciri ciri alga jenis ini adalah memiliki thallus bulat silindris atau gepeng, bercabang selang – seling tidak teratur di atau tricotomus, memiliki benjolan (bulat nodule) dan duri – duri atau spines, substansi thalli gelatinous dan atau kartilagenous.
Habitat hampir mayoritas berada di laut, bersel banyak (multiseluler) dan eukariotik. Manfaat dari alga ini digunakan dalam dunia kesehatan, kedokteran dan terbaru ini sebagai obat melawan radikal bebas dan anti penuaan. Contoh alga jenis ini adalah Eucheuma spinosum, E. cottonii, Gelidium sp, dan Gracilaria sp. yang dibudidayakan sebagai rumput laut.
8. Chlorophyta (Green Algae)
Hidup di air tawar, air laut, juga di salju, daerah tanah lembab, dan epifit. Eukariotik, tubuh berwarna hijau karena memiliki pigmen klorofil untuk proses fotosintesis yang mengandung klorofil a dan klorofil b, beta, gamma, karotenoid yang terdiri dari siponaxantin, siponein, lutuein, violaxantin dan zeaxantin.
Rumput laut ini hidup berkoloni. Dinding sel mengandung selulose dan berlendir sehingga lingkungan jadi licin. Bentuk bermacam‐macam. Pada beberapa jenis merupakan fitoplankton dan beberapa adalah makroalga yang dibudidayakan sebagai rumput laut.
Contoh alga yang dibudidayakan sebagai rumput laut adalah Ulva spp. atau biasa disebut selada laut. Contoh yang lain yaitu Chlorella sp merupakan jenis alga hijau bersel satu, habitatnya di air tawar dan laut. Bentuk tubuhnya bulat, dengan kloroplasnya yang menyerupai lonceng atau mangkuk. Alga jenis ini dimanfaatkan menjadi bahan makanan sebagai protein sel tunggal. Spiroggyra sp. merupakan jenis alga hijau yang memiliki bentuk seperti benang silindris. Populasinya banyak dijumpai pada perairan yang memiliki arus yang tidak deras. Sedangkan yang lain merupakan fitoplankton, yaitu Chlamydomonas, Micrasterias, Volvox, Hydrodictyon, Chlorococcum, Oedogonium dan Scenedesmus.
Manfaat Alga
Alga yang terdiri dari mikroalga (fitoplankton) dan makroalga memiliki manfaat sekaligus kerugian. Namun, umumnya alga lebih banyak memiliki manfaat dibandingkan kerugiannya. Berikut beberapa manfaat dari alga, yaitu
- Makanan alternatif
Beberapa jenis alga diyakini dapat menjadi makanan alternatif, diantaranya adalah Chlorella sp yang dimanfaatkan menjadi bahan makanan sebagai protein sel tunggal (PST), kemudian Acanthophora sp. yang juga dijadikan makanan olahan dan snack, Porphyra spp. dan Laminaria sp. yang dijadikan makanan yang mengandung antioksidan tinggi dan kaya zat besi dan vitamin A serta C seperti nori dan gambu. Pada Spirulina maxima yang dimanfaatkan sebagai suplemen makanan tambahan bagi manusia
- Makanan Ternak
Di negara sentra budidaya alga, biasanya diolah menjadi Makanan-makanan ternak yang berasal dari bahan utamanya yaitu alga, dapat dikomsumsi secara langsung maupun diolah menjadi bentuk makanan ternak yang lebih efisien.
- Industri Kosmetik
Telah lama dipercaya alga laut dengan beberapa memiliki kandungan yang mampu mengencangkan kulit dan beberapa senyawanya yang anti penuaan telah banyak diproduksi dari bahan baku alga.
- Bidang pertanian
Dalam bidang pertanian terutama pupuk. Hal ini dimungkinkan karena alga memilki kandungan fosfor, kalium, dan beberapa unsur runut. Pembuatannya sendiri dengan mencampur makroalgae dengan bahan-bahan organik lainnya. Contoh lain adalah penggunaan Anabaena azollae sebagai pupuk N karena kemampuannya dalam memfiksasi nitrogen dari udara.
- Bidang Kedokteran dan Kesehatan
Pada beberapa jenis alga, juga ditemukan manfaat yang sangat berarti bagi proses pembuatan obat-obatan maupun sebagai antibiotik. Alga dengan manfaat antibiotik ini diteliti efektif dalam pencegahan bakterti Escherichia colli. Sedangkan pada jenis alga lainnya ditemukan S. fucoidin dan sodium laminarin sulfat yang digunakan sebagai antikoagulan darah.
Bahkan pada beberapa jenis alga berfungsi sebagai pengobatan penyakit ginjal, kandung kemih dan paru-paru, tumor dan kanker. Kemudian dapat dijadikan sebagai detoksifikasi tubuh yang dapat membuang logam berat (seperti: merkuri, kadmium, timah) dan residu pestisida dari dalam tubuh, hal ini karena kandungan klorofilnya yang tinggi pada alga khususnya alga hijau.
- Bidang Ekologi
Peran alga sebagai autotrof dengan kemampuan proses fotosintesis pada tumbuhan menjadikan alga sebagai produsen primer di ekosistem laut dan menjaga rantai makanan dan piramida rantai makanan biota laut. Perannya memberi andil sebanyak 50% oksigen yang dilepaskan ke atmosfir melalui proses fotosintesis pada tumbuhan, hal ini mampu menjaga keseimbangan ekosistem di laut. Oleh karena itu, pelestarian ekosistem laut dan pelestarian biota laut perlu dilakukan sebagai cara menjaga keseimbangan eksositem dan upaya pelestarian lingkungan hidup.
Pada beberapa jenis alga yang sensitif terhadap perubahan lingkungan, dapat dijadikan sebagai bioindikator lingkungan, sebagai contoh, Euglena dan Chlorella digunakan untuk menunjukkan tingkat pencemaran air. Selain itu berperan dalam reklamasi dan penanggulangan limbah dan pembukaan lahan produktif di bidang pertanian dan perkebunan.
- Bidang Industri lain
Bidang industri ini misalnya penggunaan asam alginate sebagai bahan pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dan krim. Bidang lain adalah dalam konstruksi sebagai bahan tambahan semen, perekat dan bahan bahan konstruksi lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar