Minggu, 14 Januari 2018

Lobster Laut

LOBSTER AIR LAUT

1.1. Mengenal Lobster

             Lobster atau spiny lobster (Panulirus sp), mudah dikenal karena bentuknya lebih besar dibandingkan denngan udang-udang lain. Selain bentuk tubuh yamg lebih besar, kerangka kulit lobster kaku, keras dan mempunyai zat kapur. Sedang udang kulitnya tipis, bening, tembus cahaya dan terdiri atas zat khitin. Hampir seluruh tubuh lobster terdapat duri-duri besar-kecil yang kokoh dan tajam-tajam, mulai dari ujung sungut kedua (second antena), kepala, bagian belakang badan dan lembaran ekornya.
       Penampilan tubuhnya seram terutama pada bagian kepalanya. Kepalanya sebetulnya merupakan gabungan kepala dan dada (cheplatorax), tertutup kerangka keras dari kapur, besar mengembung dan bisanya berduri. Di ujung kepalanya terdapat dua pasang sungut. Satu pasang sungut pertama berduri dan berbentuk sepeeti cambuk yang panjangnya melebihi panjang badannya. Sepasang sungut yang kedua kecil dan bercabang, bentuknya juga seperti cambuk. Mempunyai lima pasang kaki. Sepasang kaki yang pertama tidak membesar membentuk membentuk seperti capit yang kuat.
           Perutnya (bagian abdomen) kuat dan beruas. Pada ujung terdapat ekor yang terdiri dari lima lembar kipas yang tipis dan dapat ditekuk. Bagian ini biasa disebut ekor (europoda) dan bagian ujungnya disebut telson. Warna lobster yang biasa ditemui di pasaran adalah hiaju-tua dengan garis-garis putih melintang pada abdomennya. Tangkai sungut yang bear (sungut pertama) biasanya berwarna merah muda.
           Lobster yang dewasa mepunyai ukuran mencapai 20 cm dan sering berganti kulit (moulting).  Tempat hidup lobster pada perairan dangkal sampai pada laut berkedalaman 400 meter (Kanciruk, 1980). Namun umumnya lobster hidup di daerah terumbu karang di perairan dangkal hingga pada kedalaman 100 m. Lobster berdiam di dalam lubang-lubang karang atau menempel pada dinding-dinding karang. Lobster yang muda menyukai perairan karang dangkal pada kedalaman 0,5-3,0 m, lobster muda menyukai perairan dengan dasar pasir berkarang yang ditumbuhi lamun. Setelah menginjak dewasa, lobster bergerak keperairan yang lebih dalam, dengam kedalaman anatar 7-40 m yang biasanya  perpindahan dilakukan pada sore hari.
         Lobster mempunyai daur hidup yang kompleks. Yelur yang telah dibuahi menetas menjadi larva dengan beberapa macam tingkatan (stadium) yang beebeda pada tiap jenis. Untuk mengenali lobster jenis betina dan jantan dapat dilakukan secara morfologis, terutama pada lobster dewasa. Pada lobster betina, di dasar kaki jalan yang ketiga terdapat lubang peneluran. Pada pasangan kaki jalannya yang kelima terdapat capit yang tidak sempurna, yang terjadi karena perubahan ujung kaki yang tumbuh bercabang dua dan ujung ruas kaki berikutnya berubahn menjadi semacam duri. Capit ini merupakan capit semu, gunanya untuk merobek kantung sperma yang ada pade waktu pemijahan ditempelkan di antara kaki-kaki ketiga, keempat dan kelima oleh lobster jantan.
          Kaki renang lobster betina terdiri atas dua lembar, di mana lembaran sisi luar lebih besar (seperti daun) dari lembaran lainnya (lembaran sisi dalam). Lembaran sisi dalam ini agak bercagak dua, kaku, ramping  dan berbulu panjang-panjang, gunanya agar waktu bertelur, telur-telur tersebut menempel sebelum menetas menjadi larva. Lobster betina lebih muda dikenal bila mengandung telur.
Pada lobster jantan, kaki jalannya semua sama, pada ujungnya hanya terdapat kuku-kuku runcung. Kaki renangnya hanya satu lembar. Lembaran kedua sama sekalu tidak tumbuh, hanya berupa tonjolan seperti tumpul. Pada pangkal kaki kelima terda[pat semacam tonjolan lipatan kulit yaitu liang sperma, tempat di mana sperma nantinya dikeluarkan pada waktu pemijahan.
            Pada lobster betina dan jantan masing-masing terdapat indung telur dan sepasang kantong sperma. Kantong sperma bermuara pada dasar kaki jalan kelima dan lubang peneluran bermuara pada dasar kaki jalan yang ketiga. Biasanya ukuran lobster jantan lebih besar dari betinanya, sehingga jantanlah yang paling banyak diincar dan diminati oleh konsumen.
         Lobster tidak melakukan pemijahan sepanjang tahun, melainkan pada musim-musim tertentu, walaupun lobster mampu memijah lebih dari satu kali. Banyaknya telur bergantung pada besar kecilnya lobster yang melakukan pemijahan. Biasanya antara 10.000-100.000, bahkan bisa mencapai lebih.  Ukuran induk saat matang gonad sangat bervariasi. Lobster jenis P. Versicolor matang gonad setelah mencapai panjang karapas (CL) 66 mm untuk betina dan 72 mm untuk jantan. Untuk jenis P. Homarus, kematangan gonad betina dan jantan masing-masing CL-nya berukuran berukuran 54 mm dan 50-60 mm.
      Waktu pemijahan, lobster jantan meletakan cairan kental dari liang  spermanya ke dekat lubang peneluran yaitu di antara kaki ketiga, keempat dan kelima dari lobster betina. Kemudian cairan itu mengras dan menjadi semacam kantong sperma. Setelah itu lobster betina mulai mengeluarkan butir-butir telur berwarna merah kunyit, yang melekat pada kaki-kaki renangnya /di bawah abdomennya. Kemudian lobster betina akan merobek kantong sperma tersebut dengan kaki yang runcing dan terjadilah pembuahan.
Dalam perkembangan selanjutnya lobster betina akan membawa telurnya ketempat yang lebih dalam. Biasanya kedasar perairan yang berbatu karang, berliang-liang atau bergua-gua. Lobster tidak menyukai tempat yang berarus kuat ataupun berombak berlebihan dan dasar yang berlumpur. Lobster menyukai perairan yang berumput laut dan banyak binatang kecil dan cacing.
       Seperti halnya jenis dari bangsa udang dan kepiting lainnya, telur lobster tidak lansung menetas sempurna seperti lobster dewasa. Tetapi, melalui tingkatan-tingkatan perubahan yang dikenal dengan larva (embrio yang bisa hidup bebas). Telur yang telah masak akan menetas menjadi naupli lobster (nauplisoma) dalam waktu 3-5 hari. Fase nauplisoma umumnya berlansung relatif singkat, kemudian nanti berganti kulit menjadi filosoma (pyllosoma). Fase filosoma berlansung selama 3-7 bulan. Filosoma akan berkembang menjadi puerila (puerulus/puerilla). Bentuk puerila sudah mirip lobster dewasa, namun belum mempunyai kulit luar yang keras dan mengandung zat kapur. fase puerila berlansung selama 10-14 hari, kemudian berganti kulit menjadi lobster muda yang berukuran 7-10 cm dan sudah mempunyai kerangka luar yang mengandung zat kapur.

           Lobster (Panulirus) adalah hewan nokturnal atau aktif di malam hari, terutama dalam mencari makan. Pada siang hari, lobster beristrhat dan bersembunyi di tempat-tempat yang gelap, di lubang-lubang dan di balik batu karang. Sifat nokturnal dapat dimanfaatkan oleh pembudidaya dengan memberi pakan pada sore menjelang malam atau malam hari dengan dosis yang lebih banyak. Wadah budidaya perlu dilengkapi dengan sheltel (pelindung) yang menjadi tempat persembunyian lobster. Bahan yang digunakan berupa pipa paralon sepanjang 30-50 cm dengan diameter disesuaikan dengan ukuran lobster. Bisa juga menggunakan batu karang atau bbata yang disusun memungkinkan lobster berlindung dan bersembunyi.

1.2.Jenis-Jenis Lobster

Di perairan indonesia terdapat sedikitnya enam spesies lobster dari marga Panulirus, adapun jenis-jenisnya adalah sebgai berikut :

Panulirus Homarus



Spesies Panulirus homarus atau scapolled spiny lobster/spny lobster mempunyai punggung berwarna kebiru-biruan, kehijau-hijauan atau cokelat kemerah-merahan, dan terdapat bintik-bintik besar dan kecil berwarna kuning terang. Pada bagian badan terdapat garis kuning, melintang pada bagian sisi belakang segmen abdomen. Selain itu, terdapat bercak-bercak pada bagian kakinya.

Panulirus Peniculatus



Panulirus Peniculatus atau pronghorn spiny/spiny lobster mempunyai bentuk tubuh berwarna hijau tua atau hijau-kehitaman dengan sapuan warna coklat melintang. Lobster jantan biasanya berwarna lebih gelap dari betina. Spesiae ini banyak ditemukan di perairan karang tidak jauh dari pantai.

Panulirus Longipes


Spesies Panulirus Longipes atau long legged spiny mempunyai warna tubuh merah kecoklatan terang, merah kecoklatan gelap, atau kemerahan. Terdapat bintik-bintik putih dan setiap ruas kaki bergari-garis coklat atau kekuning-kuningan memanjang. Spesies ini diperkirakan memiliki dua varietas, yaitu Panulirus Longipes femoritiga dan Panulirus Longipes longipes.

Panulirus Polyphagus



Spesies Panulirus Polyphagus atau mud spiny mempunyai bentuk badan berwarna coklat. Setiap ujung ruas tubuhnya terdapat guratan berbentuk pipa berwarna putih dan coklat gelap.

Panulirus Versicolor



Spesies Panulirus Versicolor  atau painted spiny yang masih muda mempunyai bentuk tubuh berwarna kebiru-biruan atau keungu-unguan. Sedangkan lobster dewasa berwarna hijau terang dengan sapuan warna merah, terutama pada bagian punggung. Bagian kepala berwarna kehitam-hitaman dengan bercak-bercak putih tersebar pada cangkang kepala. Pada setiap ujung segmen terdapat guratan berbentuk pipa hitam dengan garis putih di bagian tengahnya. Antena berwarna coklat muda kekuning-kuningan. Pada kaki didominasi oleh warna putih.

Panulirus Ornatus


Spesies Panulirus Ornatus atau ornate spiny mempunyai tubuh berwarna hijau berbelang-belang kuning. Pada bagian abdomen terdapat bintik berwarna kuning.

Sumber : http://juallobstermurah.blogspot.co.id/2014/12/jenis-jenis-lobster-air-laut.html

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger